Rabu, 30 Juli 2014

Ornamental motives diversity in Indonesia 

The diversity of ethnic groups in Indonesia, making the appearance of various shades of cultural art in Indonesia. This makes Indonesia has its own worth. However, in this modern era, the cultural diversity compete with foreign cultures as a result of open access to the world of communication.

Textile is one of the results of the culture that born with gamelan culture, literature, and puppets. Because of the cultural heritage in the form of fabric are hard to find, our ancestors do it with cultural comparison. Of which is comparing it with decorative relics in temples and relics of other hard objects. For more details, we present the identification of a variety of decorative motifs that exist in Indonesia.

Kawung, in Sundanese means palm or fro. Therefore Kawung decoration has a shape resembling a palm fruit that cut crosswise so it looks four palm seeds. This decorative has existed in Indonesia since the era ancestor, with proof is, this decorative ornament used on statues of Hindu temples in Java.

  • Kawung Decorative 
Tumpal, Indonesian traditional decorative that has the basic shape of an isosceles triangle. After being developed, this decorative has many variations. Tumpal has been found in many decoration temples in Indonesia and is often used to make batik carving on wood.

Tumpal Decorative
Swastika, decoration that has been known since the Bronze Age is found in many relics of bronze craft items. The Swastika is a variation of the Meander pattern and Pilin. This decorative has spread to almost all regions in Indonesia.


Swastika Decorative

Pilin, decoration that has the basic shape of the letter S. This decorative also have a lot of variations. Such as other geometric decorative, Pilin also has spread to almost all regions in Indonesia. In the batik, Pilin decorative usually chosen to be the basic of Parang decorative.
Pilin Decorative
Meander, decoration that has a basic form of the letter T. After being developed, this decorative have many variations, among them is decorative Swastika and Pinggir Awan (the edge of the cloud). Decorative meanders usually used as a edge decoration to complement the main decorative.

Meander Decorative

Sources : Internet and Wikipedia

Jumat, 25 Juli 2014

Keragaman Motif Hias di Indonesia

            Keberagaman suku-suku bangsa di Indonesia membuat munculnya berbagai corak kebudayaan seni rupa di Indonesia. Hal tersebut menjadikan Indonesia mempunyai nilai kekayaan tersendiri. Namun, di era modern ini, keberagaman budaya tersebut bersaing dengan kebudayaan asing akibat terbukanya akses komunikasi dunia.

            Tekstil adalah salah satu hasil kebudayaan kita lahir bersama budaya gamelan, sastra, dan wayang. Karena peninggalan budaya dalam bentuk kain sulit didapatkan, para ahli melakukannya dengan perbandingan kebudayaan. Di antaranya ialah membandingkannya dengan peninggalan ragam hias pada candi dan peninggalan benda keras lainnya. Untuk lebih jelasnya lagi, kami hadirkan identifikasi dari berbagai motif hias yang ada di Indonesia.

  • Kawung, didalam bahasa Sunda berarti aren atau buah kolang-kaling. Karena itu ragam hias kawung memiliki bentuk menyerupai buah aren yang dipotong melintang sehingga terlihat empat biji aren. Ragam hias ini telah ada di Indonesia sejak jaman nenek moyang, dengan bukti ragam hias ini digunakan pada hiasan patung-patung candi Hindu di Jawa. 

  • Motif Kawung
  • Tumpal, ragam hias tradisional Indonesia yang memiliki bentuk dasar segi tiga sama kaki. Setelah dikembangkan, ragam hias ini memiliki banyak sekali variasi. Tumpal telah banyak ditemukan pada hiasan candi-candi di Indonesia dan seringkali digunakn untuk membatik ukiran pada kayu.
Motif Tumpal
  • Swastika, ragam hias yang telah dikenal sejak jaman perunggu ini banyak ditemukan di peninggalan-peninggalan barang kerajinan perunggu. Swastika ialah variasi dari pola Meander dan Pilin. Ragam hias ini telah menyebar ke hampir seluruh daerah di Indonesia.
Motif Swastika
  • Pilin, ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf S. Ragam hias ini juga telah banyak memiliki variasi. Seperti ragam hias geometrik lainnya, Pilin juga telah menyebar hampir ke seluruh daerah di Indonesia. Di dalam batik, biasanya motif Pilin dipilih menjadi dasar ragam hias parang.

Motif Pilin
  • Meander, ragam hias yang memiliki bentuk dasar huruf T. Setelah dikembangkan, ragam hias ini memilik banyak variasi, di antaranya adalah ragam hias swastika dan pinggir awan. Ragam hias meander biasanya digunakan sebagai hiasan pinggir untuk melengkapi ragam hias pokok.
Motif Meander